Air Sumber Kehidupan
Seiring dengan rumah dinas ibu kepala sekolah
yang kembali dihuni, membuat ku harus check out dari
tempat tersebut yang sebelumnya aku tinggali untuk
sementara waktu, akan tetapi jangan membayangkan
rumah dinas seperti di kota, kana rumah dinas disine
sangat berbeda dan tidak identik dengan rumah besar
dengan segala fasilitas. Semenjak aku pindah, sekarang
aku menempati bekas ruang OSIS yang ada di lingkungan
sekolah, ukurannya seperti kamar kos sewaktu kuliah,
lumayan untuk berteduh. Layaknya kamar kos biasa
lainnya, maka ruangan ini juga tidak memiliki kamar
mandi, maka dari itu agar dapat mandi aku pergi ke
sendang kecil (mata air) dibelakang sekolah. Biasanya
mata air kecil ini juga digunakan untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum,
sedangkan pada sore hari, aku pergi ke danau di sebelah
utara sekolah bersama anak-anak yang tinggal di asrama.
Tapi jangan juga dibayangkan danau yang indah dan luas,
karena danau disini akan berwarna coklat keruh ketika
musim bakar lahan tiba, adapun ukurannya juga terlalu
Cahaya Sempadan
43
kecil untuk disebut danau, atau malah lebih pantas disebut
genangan/kubangan.
Gambar 12. Mata Air untuk kebutuhan sehari-hari
Bahkan di sumber mata air kecl ini ada dua anakan
ikan gabus yang tak tahu dari mana datangnya, aku
melihatnya beberapa hari setelah rutin mengambil airnya,
aku bahkan tidak berani untuk mengambil ikan ersbt,
bukan karena hal hal yang berbau mistis, namun lebih
karena kejadian tersebut mengingatkanku bahwa Tuhan
memberikan jaminan pada semua makhluknya untuk
Cahaya Sempadan
44
mendapatkan rejeki dan hidup, realitas itulah yang
mendasari diri ini selalu kagum akan kebesaran Tuhan
ketika aku mengambil air untuk kebutuhan hidupku itu.
Mulai sekarang kegiatan pagi dan sore ku diwarnai
dengan kegiatan tersebut, hari ke limabelas menjadi awal
apakah kedepan aku akan tetap bisa bertahan dengan
kondisi tersebut. Karena tak bisa dipungkiri ketika
dirumah kita bahkan sering tidak menghargai air, air yang
mengalir di keran-keran rumah kita seakan akan hanya
pelengkap saja, hingga kita menjadi lupa hakikat air
sebenarnya, air yang memberi kehidupan bagi kita,
tanpanya kita hanyalah tumpukan tulang, kulit, dan
sedikit daging diantaranya.
Pelajaran Hidup : Tuhan telah menjamin rejeki setiap
makhluk hidupnya didunia, tinggal bagaimana kita selalu
bersyukur dan mencoba bersabar menjadi kunci dari
keberhasilan dari keterbatasn hidup, keberhasilan dalam
mengatur waktu, manajemen keuangan, hingga
menggunakan air seadanya untuk kita kebutuhan hidup.
Hargailah air yang bisa kita nikmati setiap hari, dan
Cahaya Sempadan
45
Semoga kita bukanlah pribadi yang boros dan menyia
nyiakan anugerah Tuhan berikan pada kita.
Komentar
Posting Komentar